Seperti yang kuduga sebelumnya
Ini adalah pembunuhan
Sebuah pembunuhan berencana
Pelakunya adalah sekawanan monyet yang kemarin main api di hutan
sekarang mereka hijrah kekota karena habitatnya kebakaran
Aku masih ingat jelas kesadisan yang kualami di tempat kejadian,
Seorang monyet berdasi menusuk jantungku dengan pisau belati
kemudian dia tarik lagi, ditancapkannya lagi ke ulu hati lalu ditariknya lagi.
sambil sekarat kulihat dia tertawa,
monyet yang satunya puas lalu melempar senyum sinis sambil menjilati sisa darahku di pisau yang ternyata karatan.
monyet satunya memilih tidak tahu apa- apa.
se gerombolan monyet bodoh lain meratapi tapi diam saja,
segerombol lainnya malah lari entah kemana.
Aku cidera parah, hampir mati
Jantungku bocor, darahnya muncrat kemana – mana
Ke kakinya, Kebajunya, kedasinya, ke dadanya, ke kepalanya, ke mukanya.
Aku baru menyusun kalimat untuk mengutuknya tapi dia sudah bilang
‘Persetan’
Persetan dengan serigala berbulu domba,
Persetan dengan sapi gila,
Persetan dengan babi buta.
Aku bisa saja langsung mati siang itu juga
Tapi aku memilih untuk hidup
Karena hidup adalah pilihan.